Indosultra.Com, Kendari – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus berupaya mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan pemerintah.
Melalui program ini, Kadin Sultra fokus pada dua isu utama yakni suksesnya program MBG dan peningkatan investasi untuk pembangunan ekonomi.
Ketua Kadin Sultra, Anton Timbang, mengatakan bahwa program MBG sangat efektif dan langsung dirasakan oleh masyarakat.
Hasil kajian Kadin Sultra menunjukkan program ini tidak hanya memberi manfaat langsung, tetapi juga berpotensi menggerakkan ekonomi lokal.
“Program MBG adalah program kerakyatan yang dapat meningkatkan perekonomian dan taraf hidup masyarakat,” ujar Anton Timbang dalam Rapimprov Kadin Sultra di Claro Kendari, Rabu (27/08/2025).
Anton Timbang juga menyoroti pentingnya program MBG untuk masa depan anak-anak Indonesia.
Ia menyebutkan, ada lima poin penting yang menjadi fokus Kadin Sultra dalam mendukung program ini, yakni Pertama, menciptakan persediaan pasar dan harga yang stabil, dengan margin keuntungan yang berkelanjutan.
Kedua, menggerakkan investasi masyarakat Sultra untuk membangun 323 unit Sentra Penyediaan Pangan Bergizi (SPPG).
Setiap unit membutuhkan modal Rp1,5 miliar hingga Rp2 miliar, sehingga total investasi yang diperlukan mencapai Rp646 miliar.
Ketiga, menciptakan lapangan kerja baru. Setiap SPPG membutuhkan 50 tenaga kerja, yang berarti total 16.150 lapangan kerja baru akan tercipta.
Keempat, meningkatkan permintaan kebutuhan pangan, yang akan mendorong petani, peternak, dan nelayan untuk meningkatkan kapasitas produksi mereka.
Kelima, memastikan program ini berkelanjutan dengan mempersiapkan klinik kesehatan bagi tenaga kerja dan melakukan pembinaan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk penyediaan bahan baku.
Sejak Januari 2025, Kadin Sultra telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Satgas MBG Gotong Royong Kadin Indonesia dan pemerintah provinsi, untuk pelaksanaan program ini.
Anton Timbang melaporkan, Kadin Sultra telah mengajukan 55 unit SPPG, namun baru 35 unit yang bisa diusulkan.
Dari jumlah tersebut, 12 unit sudah siap beroperasi, 23 unit disetujui untuk dibangun, dan 30 unit masih menunggu persetujuan. Permasalahan utama yang dihadapi adalah permodalan.
Oleh karena itu, Kadin Sultra meminta perhatian dari perbankan, khususnya Bank Sultra, untuk membahas skema pembiayaan program ini.
Anton Timbang yakin, jika skema pembiayaan dapat terlaksana, program MBG di Sultra akan menjadi model percontohan nasional.***
Laporan: Redaksi































