Indosultra.com, Kendari – Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) kini berada dalam status waspada tinggi. Berdasarkan data terbaru Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI), Sultra menduduki peringkat ketiga nasional sebagai wilayah dengan kerawanan bencana tertinggi di tanah air.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sultra, La Ode Saifuddin, mengungkapkan bahwa posisi ini merupakan alarm bagi pemerintah daerah. Ia menyebutkan ada tiga indikator utama yang melambungkan angka risiko tersebut, kepadatan penduduk, karakteristik wilayah, dan yang paling krusial adalah kapasitas mitigasi daerah.
Salah satu fakta menarik yang diungkapkan Saifuddin adalah perbedaan drastis antara dua kota utama di Sultra. Meski memiliki kepadatan penduduk yang relatif sama, Kota Baubau dan Kota Kendari berada di kutub yang berbeda dalam hal keamanan bencana.
Kota Baubau tercatat sebagai daerah dengan indeks risiko bencana tertinggi di Sultra. Kota Kendari justru menjadi wilayah dengan indeks risiko terendah di provinsi tersebut.
”Perbedaannya ada pada upaya mitigasi. BPBD Kota Kendari sangat aktif melakukan kajian risiko bencana untuk menekan angka IRBI mereka,” jelas Saifuddin saat ditemui di Kendari, Rabu (24/12/2025).
Lebih lanjut, Saifuddin menegaskan bahwa angka IRBI bukan sekadar statistik, melainkan rapor bagi para pemimpin daerah. Indeks ini merupakan bagian dari Indeks Ketahanan Daerah (IKD) yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) setiap bupati dan wali kota.
”Penurunan indeks risiko bencana sangat berkaitan dengan kinerja pemerintah kabupaten dan kota. Saya sudah sampaikan langsung kepada seluruh kepala daerah agar segera mengambil langkah strategis dan kebijakan konkret,” tegasnya.
BPBD Sultra kini mendorong seluruh pemerintah kabupaten/kota untuk tidak menunda lagi perbaikan tata ruang dan penguatan kesiapsiagaan masyarakat. Harapannya, dengan perencanaan yang lebih matang, posisi Sultra dalam peta risiko bencana nasional dapat segera turun secara signifikan.






































