Indosultra.com, Kendari – Pemerintah Kota Kendari (Pemkot), Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mengintensifkan upaya penurunan angka stunting. Berdasarkan data pada tahun 2024, prevalensi stunting di Kota Kendari tercatat sebesar 24,4 persen, turun dari 25,7 persen pada 2023.
Meski angka tersebut masih cukup tinggi, Pemkot Kendari optimis mampu mencapai target penurunan stunting sebesar 18,8 persen pada 2025.
Hal itu disampaikan Asisten III, Imran Ismail, mewakili Sekretaris Daerah Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) saat menghadiri Rapat Advokasi Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) bersama Pokja Advokasi kepada stakeholder dan mitra kerja dalam rangka Rapat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Kendari, Selasa (26/9/2025) di salah satu Hotel di Kendari.
Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam aksi konvergensi pencegahan dan percepatan penurunan stunting.
Dalam sambutannya, Asisten III Imran Ismail menekankan pentingnya kerja bersama untuk mencapai target prevalensi stunting Kota Kendari tahun 2025 sebesar 18,8 persen.
Ia menyampaikan bahwa meski angka stunting berhasil turun dari 25,7 persen pada 2023 menjadi 24,4 persen pada 2024, perjuangan masih panjang dan membutuhkan strategi yang tepat serta komitmen seluruh pihak.
“Penanganan stunting bukan sekadar program, melainkan gerakan bersama untuk menyelamatkan masa depan generasi Kota Kendari,” ujarnya.
Ia menambahkan, berbagai langkah telah dilakukan Pemkot Kendari, mulai dari intervensi spesifik berupa pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan balita, peningkatan kualitas layanan kesehatan di puskesmas dan posyandu, hingga intervensi sensitif berupa penyediaan air bersih, sanitasi, serta edukasi keluarga.
Dalam kesempatan itu, ia juga menegaskan peran penting perangkat daerah, mulai dari Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Dinas PUPR, Dinas Sosial, hingga Dinas Ketahanan Pangan, serta camat dan lurah sebagai garda terdepan memastikan program sampai kepada masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kendari, Jahudding, dalam laporannya menyampaikan bahwa Wali Kota Kendari menegaskan stunting sebagai persoalan strategis yang berdampak pada kualitas generasi mendatang.
Tahun 2025, Pemkot Kendari meluncurkan Gerakan Orangtua Cegah Stunting (Genting) dengan target 1.018 keluarga berisiko, serta mendorong evaluasi capaian, penyusunan tindak lanjut, dan kesepakatan peran antar-stakeholder.
Untuk diketahui pencegahan stunting sangat penting untuk memastikan anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik maupun kognitif, serta memiliki kualitas hidup yang lebih baik di masa depan, dan dapat berkontribusi pada pembangunan sumber daya manusia yang unggul bagi bangsa.
Dampaknya sangat luas, mulai dari risiko penyakit kronis di kemudian hari, hingga penurunan produktivitas dan pendapatan, serta meningkatkan kerentanan terhadap infeksi dan kematian.
Laporan: Ramadhan































