Indosultra.com, Konawe Utara – Bupati Konawe Utara (Konut), Ikbar, melontarkan kritik keras terhadap aktivitas perusahaan tambang PT Sultra Cahaya Mineral (SCM), yang menurutnya hanya memberikan dampak negatif berupa banjir bagi masyarakat Konut.
Pernyataan itu disampaikan Ikbar saat meninjau langsung lokasi banjir di jalur Trans Sulawesi, Desa Sambandete, Kecamatan Oheo, pada Senin (29/4/2025). Ia mengungkapkan bahwa intensitas banjir di wilayah tersebut terus meningkat setiap tahun, baik dari segi luas genangan maupun ketinggian air.
“Banjir di Konut bukan semata karena cuaca ekstrem. Ini juga banjir kiriman, terutama dari wilayah PT SCM di Kabupaten Konawe,” kata Ikbar dengan nada tegas.
Ia menjelaskan bahwa kawasan rawa luas yang sebelumnya menjadi tampungan alami air di sekitar area PT SCM, kini telah ditimbun oleh perusahaan. Akibatnya, limpasan air tidak lagi tertahan dan langsung mengalir deras ke wilayah Konut.
“Rawa yang dulunya menahan air, sekarang ditimbun oleh perusahaan. Dampaknya kita yang kena, setiap tahun makin parah,” ujarnya.
Bupati Ikbar juga menyoroti bahwa banjir yang biasanya surut dalam waktu seminggu, kini berlangsung lebih dari satu bulan. Jalur Trans Sulawesi pun lumpuh berkepanjangan, mengganggu mobilitas dan aktivitas ekonomi warga.
“Sejak 19 Maret sampai sekarang belum surut. Padahal dulu cuma seminggu banjirnya,” keluhnya.
Pihaknya mengaku telah mengupayakan solusi jangka pendek, termasuk pembangunan jembatan bailey bersama Pemerintah Provinsi Sultra. Namun, ia menegaskan bahwa solusi permanen hanya bisa dilakukan melalui evaluasi menyeluruh terhadap dampak lingkungan perusahaan.
“Kita sudah sampaikan ke Gubernur agar AMDAL PT SCM dievaluasi. Jangan sampai masyarakat kita terus jadi korban,” tambahnya.
Ikbar juga menyinggung persoalan batas administratif akibat Permendagri Nomor 5 Tahun 2010, yang membatasi ruang gerak Pemda Konut. Ia menyebut bahwa dua sungai besar Linomoyo dan Lalindu berhulu di wilayah luar Konut, yakni di Konawe dan Morowali, yang juga turut menyumbang volume banjir.
Lebih jauh, ia mendesak pemerintah pusat untuk turun tangan mengevaluasi seluruh perusahaan tambang dan sawit yang belum melakukan reklamasi pasca tambang, sesuai dengan ketentuan.
“Tolong pusat jangan diam. Perusahaan yang belum reklamasi harus ditindak. Kalau tidak, rakyat terus yang jadi korban,” tegasnya.
Menutup pernyataannya, Ikbar menyampaikan bahwa hingga kini PT SCM sama sekali belum memberikan kontribusi berarti bagi masyarakat Konut.
“Tidak ada kontribusi. Yang mereka beri hanya banjir,” pungkasnya dengan nada kecewa.
Laporan: Krismawan




