Indosultra.com, Kendari – Seorang pasien asal Konawe Utara, bernama Dewi (60), meninggal dunia setelah diduga tidak mendapat penanganan awal di RS Hermina Kendari. Keluarga menuding rumah sakit lalai memberikan pelayanan gawat darurat dengan alasan “bed penuh”.
Ahmad Isra (42), keluarga korban, menceritakan bahwa ia membawa Dewi yang mengalami sesak napas ke RS Hermina pada Sabtu (15/11/2025) sekitar pukul 18.00 Wita. Namun setibanya di rumah sakit, pasien disebut ditolak masuk oleh perawat jaga.
“Perawat bilang betnya full. Saya tanya apa solusinya karena keluarga saya sesak napas, tapi mereka hanya menyuruh cari rumah sakit lain,” ujar Ahmad.
Ia menegaskan, meski ruang perawatan penuh, rumah sakit tetap memiliki kewajiban memberikan pertolongan pertama. Minimal, kata dia, korban diberikan oksigen atau tindakan stabilisasi sebelum dirujuk.
“Masa pasien hanya dilihat-lihat? Harusnya ada tindakan dulu. Keluarga saya itu sesak napas, harusnya diberi oksigen atau infus sebelum dirujuk,” tegasnya.
Lantaran tak menerima pelayanan awal, keluarga memutuskan membawa Dewi ke RS Bahteramas. Namun tragis, korban mengembuskan napas terakhir sebelum kendaraan memasuki gerbang rumah sakit.
“Belum sampai pintu gerbang RS Bahteramas, keluarga saya meninggal. Saya sangat kecewa karena RS Hermina tidak memberikan tindakan darurat sama sekali,” ungkap Ahmad.
Ia menyesalkan jika pelayanan seperti ini dibiarkan, mengingat setiap pasien dalam kondisi gawat darurat berhak mendapat penanganan cepat meski ruang rawat inap penuh.
Sementara itu, Kepala Jaga RS Hermina Kendari, Apriani, saat dikonfirmasi menyatakan pihaknya masih mengumpulkan data dan keterangan dari perawat yang bertugas pada malam kejadian.
“Nanti hari Selasa kami akan memberikan jawaban resmi. Besok kami kumpulkan dulu data kronologisnya dan meminta keterangan dari perawat yang jaga,” ujarnya singkat.
Laporan: Krismawan
