Indosultra.com, Kendari – Dugaan kasus perundungan (bullying) kembali mencoreng dunia pendidikan di Sulawesi Tenggara. Seorang siswi SMPN 2 Sampara berinisial NM mengaku menjadi korban perlakuan tidak menyenangkan, bukan hanya dari teman sekelas, tetapi juga dari seorang guru berinisial IB.
Kasus ini terungkap setelah NM menceritakan pengalamannya kepada keluarga. Ia kerap mendapat ucapan bernada merendahkan dari guru IB di grup WhatsApp kelas, bahkan di hadapan siswa lainnya, pada Sabtu (20/9/2025) malam.
Menurut sepupu korban, Ica, masalah bermula ketika NM berteman dengan seorang siswi lain yang tidak disukai oleh hampir seluruh siswa di kelasnya.
“Awalnya hanya satu orang yang tidak suka, lalu menyebar ke teman-teman lain dan bahkan gurunya. Karena NM tetap berteman dengan siswi itu, akhirnya dia juga ikut dimusuhi sekelas,” jelasnya, Saat dikonfirmasi Selasa (23/9/2025).
Ironisnya, alih-alih menjadi penengah, guru IB justru diduga ikut mengompori dan membully korban. Bahkan, dalam grup WhatsApp kelas, guru tersebut menuliskan kalimat bernada ancaman kepada NM dan temannya.
“Kita lihat saja apakah bisa nyaman hidupnya kalau mereka hanya bertiga,” kutip Ica dari isi pesan guru IB.
Aksi perundungan ini membuat orang tua korban turun tangan. Pada Senin (22/9/2025), mereka mendatangi sekolah untuk meminta klarifikasi langsung dari guru dan kepala sekolah. Namun, pertemuan itu disebut tidak menghasilkan jawaban yang jelas.
“Gurunya ditanya alasan membully, jawabannya berbelit-belit. Malah saat lihat korban datang bersama orang tuanya, dia bertanya: ‘Kenapa datang sama mamamu, mau pindahkah?’” ungkap Ica.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Sampara hanya meminta agar siswa lain yang terlibat diminta maaf kepada korban dan menghapus percakapan dalam grup WhatsApp. Namun, guru IB sendiri disebut tidak menyampaikan permintaan maaf.
Hingga berita ini diterbitkan, guru IB belum merespon konfirmasi wartawan terkait tuduhan tersebut.
Laporan: Krismawan

































