Indosultra.com,Kendari – Suara dentingan panci, piring, dan sendok menggema di Bundaran Tank, simpang empat Jalan Jenderal A.H. Nasution, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) Minggu Sore (3/8/2025). Bukan aksi masak massal, melainkan simbol jeritan solidaritas untuk Gaza, Palestina yang kini terkepung dan dilanda kelaparan akibat blokade total jalur logistik.
Ratusan warga lintas usia, dari anak-anak, pemuda hingga orang tua, turun ke jalan membawa alat-alat dapur sebagai simbol protes atas kelumpuhan pasokan pangan di Gaza.
Aksi kemanusiaan bertajuk “Stop Starving Gaza” ini menjadi pengingat keras bahwa penderitaan di Palestina tak lagi hanya soal perang, tetapi juga soal lapar yang disengaja.
“Kali ini temanya tentang kelaparan. Karena kita tahu, makanan di Gaza sudah jadi barang mewah. Perbatasan ditutup, bantuan tak bisa masuk. Ini adalah bentuk pemusnahan perlahan,” tegas Rahmawati, koordinator aksi.
Ia menambahkan, simbol alat dapur dipilih untuk menggambarkan kehidupan rakyat Gaza yang kini hidup dalam kelangkaan makanan, air, dan obat-obatan.
“Kami ingin sampaikan bahwa kendati jauh, suara Kendari tidak akan diam. Palestina dulu dukung kemerdekaan kita, sekarang saatnya kita berdiri untuk mereka,” ujarnya.
Para peserta aksi juga menyerukan kepada dunia internasional, khususnya pemerintah Mesir, untuk segera membuka perbatasan Rafah jalur vital satu-satunya menuju Gaza.
Aksi ini bukan kali pertama digelar di Kendari. Sebelumnya, warga juga telah melakukan konvoi sepeda, kampanye daring, dan siaran radio bertema Palestina.
Semua dilakukan sebagai bentuk dukungan moral dari masyarakat Indonesia untuk rakyat Palestina yang terus berjuang di tengah penjajahan dan kelaparan yang mengancam nyawa.
Laporan: Krismawan



























