Indosultra.com, Kendari – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kendari bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar program terapi rehabilitasi narkoba bagi para narapidana yang merupakan penyalahguna narkotika.
Program yang dikenal dengan terapi komunitas ini diikuti oleh sekitar 50 warga binaan, hasil dari asesmen yang dilakukan oleh tim asesor dari Lapas Kendari dan BNNP Sultra. Para peserta merupakan napi dengan latar belakang kasus narkoba yang dinilai layak mengikuti proses rehabilitasi nonmedis tersebut.
“Kegiatan ini bertujuan mengakomodasi para warga binaan yang terlibat kasus narkoba agar mendapatkan pembinaan secara psikis dan mental,” ujar Kasi Bimnadik Lapas Kendari, Mustar Taro, Kamis (15/5/2025).
Dalam pelaksanaannya, para peserta menjalani rutinitas harian yang terstruktur, mulai dari salat berjamaah, membersihkan kamar dan lingkungan blok, hingga morning meeting, sebuah sesi harian untuk melatih komunikasi, kejujuran, dan rasa tanggung jawab.
“Di morning meeting, mereka menceritakan aktivitas sejak subuh hingga pagi hari, serta merencanakan kegiatan ke depan. Ini bagian dari upaya melatih kepercayaan diri mereka,” jelas Mustar.
Evaluasi dilakukan setiap hari oleh konselor dari Lapas dan BNNP untuk memantau perkembangan perilaku peserta. Hasilnya mulai terlihat. Beberapa napi menunjukkan inisiatif dan kesadaran tinggi terhadap tanggung jawab pribadi.
“Tadi ada dua orang yang terlambat bangun. Mereka mengakui kesalahan tanpa perlu dimarahi. Kesadaran seperti ini yang ingin kami tanamkan,” tambahnya.
Sementara itu, Konselor BNNP Sultra, Asnon, menjelaskan bahwa tujuan utama terapi komunitas ini adalah untuk membentuk kesadaran para napi akan bahaya narkoba, serta membantu mereka memulihkan kondisi psikis dan sosial.
“Yang kami perbaiki bukan hanya fisik, tapi juga mental. Kami tanamkan bahwa narkoba itu menyesatkan, dan mereka harus siap kembali ke masyarakat dengan cara hidup yang sehat dan produktif,” jelas Asnon.
Ia juga menyebut bahwa sejauh ini perkembangan peserta cukup menggembirakan. Selain sudah tidak terdeteksi menggunakan narkoba, para peserta juga mulai saling menguatkan dan menunjukkan solidaritas dalam program.
“Harapan kami, saat mereka bebas nanti, mereka benar-benar sudah pulih dan tidak kembali ke lingkaran narkoba,” pungkasnya.
Laporan: Krismawan





























