Indosultra.com,Konawe – Warga di lingkar industri tambang Kecamatan Kapoiala, Kabupaten Konawe, dan Kecamatan Motui, Kabupaten Konawe Utara Sulawesi Tenggara (Sultra), kembali diserang badai debu batu bara dan slag abu sisa pembakaran, Selasa (4/11/2025).
Dari video yang diterima media indosultra.com, memperlihatkan debu yang beterbangan diduga berasal dari aktivitas pembakaran batu bara di kawasan industri.
Dimana, saat angin laut berembus kencang ke arah daratan padat penduduk, partikel halus itu menyelimuti rumah warga, jalanan, dan area pertanian.
“Debu tambang ini membuat warga terserang ISPA dan penyakit paru-paru. Setiap tahun, kasus ISPA bisa mencapai 5 ribu orang,” ujar aktivis lingkungan Anas Padil, Rabu (5/11/2025).
Keluhan serupa juga disampaikan Samsuddin (65), warga Desa Tani Indah, yang rumahnya hanya berjarak sekitar 100 meter dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara milik PT OSS. Ia mengaku kerap mengalami sesak napas hingga harus berobat ke rumah sakit.
“Hasil rontgen menunjukkan ada debu hitam di paru-paru saya, diduga akibat batu bara,” ungkapnya.
Tragisnya, dampak debu tambang ini juga diduga telah merenggut nyawa. Sitti Roslina, warga Desa Tani Indah, meninggal dunia setelah lama menderita asma yang semakin parah sejak PLTU batu bara PT OSS beroperasi.
Menurut keluarganya, almarhumah sering harus dirawat di RSUD Kota Kendari setiap kali mengalami sesak saat beraktivitas di rumah.
Warga mendesak pemerintah daerah dan pihak perusahaan untuk segera bertindak mengatasi pencemaran udara yang kian parah.
Mereka berharap ada langkah konkret agar warga tidak terus menjadi korban di tengah derasnya kepulan debu tambang yang menghantui setiap hembusan angin.
Laporan: Krismawan




























































