Dinkes Kendari Ungkap 154 Kasus Baru HIV, Total Capaian Menembus 2.000 Kasus, Layanan Kini Bisa Diakses di Puskesmas

Indosultra.com, Kendari – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kendari mencatat sebanyak 154 kasus baru HIV ditemukan hanya dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Angka tersebut berasal dari hasil pemeriksaan terhadap 4.086 orang yang termasuk dalam kelompok berisiko tinggi tertular HIV.

Kepala Dinkes Kendari melalui Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Kendari Elfi menjelaskan, penemuan kasus ini merupakan hasil dari upaya skrining dan deteksi dini yang menyasar delapan populasi kunci yang dianggap berisiko tinggi. Populasi tersebut meliputi komunitas LGBT, transgender, warga binaan lapas, penderita TBC, serta wanita pekerja seks (WPS).

“Deteksi ini kami lakukan terhadap individu dengan perilaku berisiko agar mereka bisa mengetahui status HIV-nya secara dini,” ujarnya, saat dikonfirmasi, Selasa (22/7/2035).

Selain temuan terbaru, Dinkes Kendari juga mengungkapkan bahwa secara kumulatif terdapat lebih dari 2.000 kasus HIV yang terdeteksi di wilayah Kota Kendari. Namun, pihaknya menegaskan bahwa tidak semua penderita merupakan warga Kota Kendari.

“Fasilitas kesehatan di Kendari bersifat terbuka. Jadi pasien yang kami tangani tidak semuanya warga kota. Ada juga yang berasal dari luar daerah, baik yang berdomisili sementara maupun tetap,” jelasnya.

Dari total lebih dari 2.000 kasus tersebut, sebagian telah meninggal dunia, sebagian kembali ke daerah asal untuk melanjutkan pengobatan, dan sebagian lainnya masih dalam tahap pengobatan aktif di fasilitas kesehatan Kota Kendari.

Dinkes Kendari juga gencar melakukan edukasi kepada masyarakat terkait HIV sebagai penyakit menular yang hingga kini belum ditemukan obatnya. Masyarakat diimbau menjauhi perilaku berisiko untuk menekan angka penularan.

Selain itu, layanan pengobatan HIV kini tidak lagi hanya terpusat di rumah sakit, tetapi sudah tersedia di seluruh puskesmas di Kota Kendari. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat dapat lebih mudah mengakses layanan kesehatan tanpa harus menempuh jarak jauh atau menunggu lama.

“Inovasi terbaru juga telah kami adopsi, yakni metode pencegahan HIV dengan konsumsi obat PrEP (Pre-Exposure Prophylaxis),” lanjutnya.

Layanan PrEP saat ini tersedia di dua puskesmas, yakni Puskesmas Kemaraya dan Puskesmas Lepo-lepo. Obat ini ditujukan untuk individu dengan risiko tinggi agar dapat mencegah infeksi HIV sebelum terjadi.

“Dengan semakin banyaknya layanan dan akses yang tersedia, kami harap tidak ada lagi alasan untuk kesulitan mendapatkan pelayanan kesehatan terkait HIV,” pungkasnya.

Laporan: Krismawan












koran indosultra pkk konawe utara konut




IKLAN KORAN






Koran Indosultra
error: Hak cipta dilindungi undang-undang !!