Indosultra.com, Kendari – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Sulawesi Tenggara (Sultra) memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Partai Golkar dengan menggelar doa bersama untuk bangsa di Sekretariat DPD Golkar Sultra, Jalan Abdulah Silondae, Kota Kendari, Jumat (05/12/2025) malam.
Kegiatan yang mengusung tema “Merajut Kebersamaan, Membangun Indonesia Maju” itu berlangsung khidmat. Doa dipanjatkan khusus untuk masyarakat di Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan daerah lainnya yang terdampak banjir serta tanah longsor.
“Doa ini bentuk kepedulian kami dari Partai Golkar terhadap musibah yang dialami saudara-saudara kita di Sumatera,” kata Ketua DPD Golkar Sultra, La Ode Darwin.
Dalam momentum HUT ini, Darwin menegaskan bahwa Golkar Sultra kini fokus memperkuat konsolidasi internal. Ia menyebut, pembenahan struktur organisasi akan dimulai dari tingkat kabupaten, kecamatan, hingga desa/kelurahan.
“Kami rapikan dulu internal. Musda daerah kita targetkan terlaksana Januari–Februari 2026. Setelah itu, pembentukan struktur sampai tingkat desa dan kelurahan kami target rampung Mei–Juni 2026,” jelasnya.
Darwin menegaskan bahwa konsolidasi ini merupakan langkah awal untuk mencapai target besar Golkar ke depan.
Ia menyampaikan bahwa Golkar Sultra mengikuti instruksi Ketua Umum DPP Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, yakni memenangkan Pemilu dan Pilkada 2029.
“Kita akan maksimalkan seluruh potensi. Insya Allah, dengan konsolidasi yang kuat, Allah SWT memberi ridho dan masyarakat Sultra memberikan dukungan,” beber Darwin.
Darwin optimistis kehadiran Bahlil sebagai putra daerah Sultra akan menjadi energi besar bagi kemenangan Golkar.
“Masak kampung Bahlil kita tidak menang,” ungkapnya sambil tersenyum.
Darwin menekankan pentingnya persatuan internal tanpa adanya faksi-faksi di tubuh partai.
“Di Golkar tidak boleh ada sekat dan kelompok. Semua harus satu visi membangun kejayaan Golkar,” tegasnya.
Ia menilai, pengurus dan kader adalah satu keluarga besar yang harus memiliki pikiran dan langkah yang sejalan. Darwin juga mendorong agar kegiatan keagamaan seperti dzikir dan doa bersama terus dihidupkan.
“Perjuangan politik tanpa doa yang sungguh-sungguh akan jauh dari ridho Allah dan dukungan masyarakat,” tutupnya.
Laporan: Krismawan
