Menelusuri Bunker Terbengkalai Peninggalan Jepang di Konawe

Indosultra.com, Konawe – Sisa-sisa peninggalan sejarah dari masa penjajahan Jepang di Indonesia masih dapat ditemukan di berbagai sudut Nusantara. Salah satunya adalah bunker yang berada wilayah Konawe,  Sulawesi Tenggara (Sultra).

Terdapat banyak situs sejarah peninggalan Jepang yang telah ditemukan di Sultra.

Salah satunya bunker yang berada di Desa Andobeu, Kecamatan Anggalomoare, Kabupaten Konawe, Sultra. Meski sudah terlupakan dan terbengkalai, bunker ini menyimpan cerita dan sejarah penting yang menarik untuk ditelusuri.

Bunker-bunker ini dibangun oleh tentara Jepang selama Perang Dunia II, sekitar tahun 1942-1945, sebagai bagian dari strategi pertahanan mereka di wilayah Asia Tenggara. Pulau Sulawesi.

Lokasi bunker yang tersembunyi dan dibangun di kawasan yang strategis menunjukkan betapa pentingnya peran Sulawesi dalam rencana militer Jepang kala itu.

Meski kini telah terbengkalai, bunker masih berdiri kokoh, meskipun tertutup oleh vegetasi yang tumbuh lebat di sekitarnya.

Menurut warga setempat, Mili Candra mengatakan sebagian bunker ini cukup luas berbentuk terowongan, dan diduga didalamnya masih terdapat barang berharga yang ditinggalkan para tentara Jepang.

Meski kondisinya sudah tertimbun tanah, namun bunker ini masih menyisakan jendela pantau. Yang cukup luas dan bisa diakses masuk melalui lubang dengan lebar 50 centimeter persegi.

“Dulu waktu saya masih SD, sekitar tahun 80 – 90 an kita suka masuk didalam bersama teman-teman, karna penasaran. Didalam itu terdapat 2 kamar. Dan 1 kamar itu masih terkunci dengan gembok besar, dan sulit dibuka, ” Kata Mili Candra saat di wawancara. Kamis (15/8/2024).

Mili juga menceritakan bahwa bunker itu elah lama tidak digunakan dan hanya diketahui oleh orang-orang tua yang hidup pada masa itu. Beberapa di antaranya bahkan menyimpan cerita-cerita mistis yang menambah kesan angker pada bangunan tersebut. Sayangnya, banyak bunker yang rusak dan terlupakan karena kurangnya perhatian dan perawatan dari pihak terkait.

“Dulu yang pertama kali temukan ini, dia dapat senjata, dan masih aktif dari dalam bunker, cuma dari korem sudah amankan dan sudah dimuseumkan mungkin, “ujarnya.

Saat awak media Indosultra.com, mencoba menulusuri bunker ini, posisi bunker berada dibukit belakang perumahan warga, ketinggian 30 mete. Dengan kemiringan bukit sekitar 45 derajat. Dan sudah ditumbuhi pohon bambu dan semak belukar.

Kondisi bunker masih kokoh. Dengan cor beton yang masih kuat. Ketebalan kurang lebih 50 centi meter. Awak media juga berkesempatan masuk kedalam jendela bunker. Didalam cukup luas dengan lebar 2 meter dan ketinggian atap cor bunker sekitar 1,20 centi meter.

Terlihat didalam ada lubang galian. Belum diketahui lubang mengarah ke ruang apa. Namun dari pantauan dilokasi beberapa jejak hewan terlihat dari dalam bunker.

Untuk masuk ke dalam bunker tim harus melewati lubang yang sempit dengan tiarap. Kelembaban dari dalam bunker sangat terasa. Beberapa akar pohon menembus dinding bunker melalui sela-selanya.

Sejarawan lokal mengungkapkan bahwa bunker-bunker ini seharusnya mendapat perhatian lebih, baik dari pemerintah daerah maupun nasional, sebagai bagian dari upaya pelestarian sejarah.

“Bunker-bunker ini adalah saksi bisu dari masa lalu yang kelam, namun penuh makna. Jika tidak segera dilestarikan, kita akan kehilangan salah satu bagian penting dari sejarah bangsa,” ujarnya.

Upaya pelestarian ini tidak hanya penting dari segi sejarah, tetapi juga bisa menjadi potensi wisata edukatif yang menarik. Dengan pengelolaan yang baik, bunker-bunker ini dapat menjadi destinasi wisata sejarah yang menawarkan pengalaman unik bagi para wisatawan.**(IS/A/)

Laporan : Ramadhan

Koran indosultraKoran indosultra