‎Trauma Mendalam Korban KDRT di Kendari, Suami Ditangguhkan, Teror Kini Mengincar Keluarga

‎Indosultra.com,Kendari – Keputusan penangguhan penahanan yang dikeluarkan oleh kepolisian terhadap pelaku kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Kendari justru memicu ketakutan dan teror baru bagi korban, Yuriyanti, dan keluarganya.

‎Setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang kekerasan suami, kini ia dan kerabatnya harus menghadapi ancaman balas dendam pasca-penangguhan penahanan pelaku.

‎Yuriyanti menceritakan insiden terburuk yang terjadi pada Januari lalu, yang dipicu oleh persoalan sepele.

‎”Kekerasan itu bermula dari suami saya marah besar karena tamu yang datang ke rumah tidak disuguhkan air panas, sementara saya tertidur,” ungkapnya, saat dikonfirmasi pada Kamis (04/12/2025).

‎Kemarahan tersebut memuncak pada keesokan paginya, sekitar pukul 02.00 WITA. Yuriyanti menjadi sasaran pemukulan, tendangan, dan hinaan berkali-kali.

‎Kekerasan ini bukanlah kejadian tunggal. Ia mengaku telah berkali-kali menjadi korban perlakuan kasar suaminya, yang membuatnya mengalami trauma mendalam dan hidup dalam rasa takut yang konstan.

‎Merasa tak tahan, Yuriyanti akhirnya memberanikan diri melapor ke Polresta Kendari pada November lalu. Namun, ketenangan yang ia harapkan justru buyar.

‎”Saya tidak tahu kalau dia ditangguhkan. Tiba-tiba saja sudah keluar,” ucap Yuriyanti dengan nada cemas.

‎Kecemasan korban semakin menjadi-jadi karena ia tahu betul watak suaminya yang pendendam.

‎ “Kalau kami berkelahi, dia selalu dendam. Bukan hanya ke saya, tapi juga ke keluarga saya,” tuturnya.

‎Kekhawatiran Yuriyanti terbukti. Tak lama setelah penangguhan, teror justru menyasar anggota keluarganya.

‎Novarianti Abbas, sepupu korban, mengaku telah menerima ancaman melalui telepon dari pelaku.

‎Novarianti menceritakan pelaku menghubunginya saat dirinya dalam perjalanan menuju Kendari, menuduhnya ikut campur dalam masalah rumah tangga mereka.

‎”Dia bilang, ‘Ko di mana? Mau ketemu. Ko ikut campur urusan sepupumu.’ Dia juga bilang, ‘Heh, ko belum pernah dapat bagianmu. Saya tahu rumahmu di Kendari. Hati-hati kalau ko di Kendari,’” ungkap Novarianti.

‎Teror itu terus berlanjut. Bahkan, ketika Novarianti mengancam akan melapor ke polisi, pelaku justru menantang.

‎”Dia bilang, ‘Ko datang sini bawa polisimu,’” katanya.

‎Hingga kini, Yuriyanti dan keluarganya sangat berharap kepolisian dapat bertindak cepat dan memberikan perlindungan maksimal agar mereka dapat hidup dengan aman tanpa dihantui ancaman dan kekerasan lanjutan dari pelaku.


‎Laporan: Krismawan

error: Hak cipta dilindungi undang-undang !!