Harga Minyak Goreng di Konut Meroket Hingga 100 Persen, Pemerintah dan Aparat Diminta Turun Tangan

Minyak goreng
Ilustrasi

Indosultra.Com, Konawe Utara-Kelangkaan minyak goreng yang terjadi saat ini memberikan dampak pengaruh besar dan membuat masyarakat mengeluh. Bagaimana tidak, harga minyak goreng meroket naik hingga 100 persen.

Di Kabupaten Konawe Utara (Konut), Sulawesi Tenggara (Sultra), merupakan salah satu daerah yang terdampak krisis minyak goreng. Bahkan, harga naik hingga 100 persen dari harga normal.

Dari hasil penulusuran awak media ini, menemukan adanya kenaikan yang signifikan pada harga bumbu dapur itu. Seperti, minyak goreng sawit merek fitri isi 900 mili liter dari harga Rp15 ribu perbungkus naik menjadi Rp30 sampai Rp35 ribu.

Harga Minyak Goreng di Konut Meroket Hingga 100 Persen, Pemerintah dan Aparat Diminta Turun Tangan

Informasi yang diperoleh awak media dari salah seorang pedagang keliling di Konut terungkap, naiknya harga penjualan minyak goreng dikarenakan harga beli yang juga tinggi. Selain itu, susahnya memperoleh hingga harus keluar daerah.

“Saya beli juga pak di kios eceran di Kendari harga Rp27 ribu, saya jualmi juga seharga Rp30 ribu, ada juga Rp35 ribu tergantung isinya. Itupun hanya sedikit saja saya beli karena harganya mahal,”ungkap salah seorang pedang yang enggan menyebutkan namanya saat dikonfirmasi, Minggu (13/3/2022).

Keresahan juga datang dari para pedagang. Sebab, dikhawatirkan tingginya harga pembelian bisa memberikan kerugian bagi pedagang kecil eceran jika tiba-tiba harga minyak goreng turun ke,harga normal.

“Kita juga takut beli banyak pak, jangan sampai kita sudah beli mahal tiba-tiba harganya turun, kita jelas rugi total,”tambah pedang campuran tersebut.

Langkahnya minyak goreng membuat masyarakat menjerit, dan meminta pemerintah serta aparat hukum turun tangan untuk mengatasi persoalan tersebut. Serta, menetrasir terjadinya penimbunan minyak goreng oleh para pedagang nakal.

“Coba mahal baru banyak di jual bagus ji, ini sudah mahal sekali baru susah lagi didapat. Kami minta pemerintah bantu masyarakat atas ini permasalahan, kasian kita ini masyarakat kecil apalagi mau masuk bulan puasa,”kesal Tina salah seorang warga Konut dijumpai saat berbelenja di kios sembakok*(IS)