Pemda Konut Melalui Dinas Perpustakaan Sukses Gelar Road Show Literasi, Ini Penjelasannya

Indosultra.Com, Konawe Utara – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra) melalui Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, berkolaborasi bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sultra, sukses menggelar Road Show Leterasi.

Kegiatan itu berlangsung di Aula Pertemuan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Konut, pada Jumat (21/7/2023), dengan mengusung tema “Kolaborasi Dan Bersinergi Untuk Penguatan Literasi Masyarakat Melalui Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial”.

Turut dihadiri dan dibuka langsung oleh Bupati Konut, Ruksamin, Wakil Bupati Konut, Abuhaera, Ketua DPRD Prov Sultra, Abdurrahman Saleh,.Kadis Perpustakaan dan Kearsipan Prov Sultra, Para Staf Ahli, Asisten Setda dan Kepala Perangkat Daerah Lingkup Pemda Konut, serta Para Dewan Juri dan Peserta Kegiatan Road Show Literasi 2023.

Road Show Literasi diselenggarakan bertujuan untuk memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, serta memperluas wawasan, dan pengetahuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa kepada masyarakat dan para generasi penerus.

Bupati Konut, Ruksamin menyampaikan, perpustakaan merupakan salah satu institusi layanan publik untuk mendorong pengembangan kualitas, potensi dan ilmu pengetahuan masyarakat terutama kepada para pelajar yang menjadi generasi penerus.

Sehingga, kata dia, pentingnya Road Show Literasi dilaksanakan karena menjadi salah satu langkah pemerintah untuk membangun sinergitas mersama mitra terkait, seperti DPRD mengembangkan program kerja yang mendukung kemajuan literasi masyarakat atau semangat membaca dan menulis.

Manta Ketua DPRD Konut ini lebih jauh menerangkan, bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan, memanfaatkan, dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan.

Disampaikan, dalam program pengembangan sumber daya manusia melalu literasi memiliki hak yang sama dan setara, baik untuk mereka yang berada di daerah terpencil, terisolir, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis.

Lanjut, begitu pula masyarakat yang cacat atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan sosial berhak memperoleh layanan perpustakaan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.

”Kami Pemerintah Daerah sangat mendukung upaya yang telah dilakukan oleh Perpustakaan Nasional dalam program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial sejak tahun 2016, dan Kabupaten Konawe Utara telah menjadi mitra, baik itu Dinas Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Konawe Utara hingga Perpustakaan Desanya,”ujarnya.

Ruksamin yang juga menjabat Koordinator MW KAHMI Sultra ini mengjngkapkan, sebagai pimpinan pemerintahan di Bumi Oheo, dia menyadari sepenuhnya bahwa Paradigma perpustakaan saat ini telah berubah, dari hanya sekedar tempat menyimpan buku atau menjadi gudang buku, tetapi telah bertransformasi atau berubah menjadi 70 persen fungsinya adalah melakukan transfer ilmu pengetahuan kepada masyarakat.

“20 persen berfungsi sebagai manajemen ilmu pengetahuan, dan 10 persen adalah manajemen koleksi, sebuah perubahan yang menuntut kesiapan khususnya bagi insan-insan perpustakaan dan pegiat literasi,”paparnya.

Untuk itu, sambung Ruksamin, Pemerintah Konut juga ikut bertransformasi khususnya dalam menyusun kebijakan pembangunan daerah, yang tidak lagi semata-mata fokus pada pembangunan infrastruktur seperti jalan dan jembatan saja, tetapi arah pembangunan juga mengarah atau fokus pada kondisi saat ini, yaitu penaganan stunting, inflasi dan kemiskinan ekstrem.

Diamenambahkan, bahwa upaya penciptaan nilai tambah daerah melalui pengembangan industri dari pengelolaan sektor – sektor unggulan daerah diantaranya Pertambangan, Perkebunan, Pariwisata, Pertanian dalam arti luas, harus mendapat prioritas dengan tetap mengedepankan pemerataan, dan pertumbuhan yang berkualitas dalam upaya mewujudkan percepatan kesejahteraan masyarakat dengan visi KONASARA, Konawe Utara yang sejahtera dan berdaya saing.

”Dalam upaya membangun kualitas sumber daya manusia, budaya literasi perlu menjadi pondasi yang kokoh untuk mewujudkan masyarakat berkualitas dan sejahtera,”ucapnya.

“Literasi adalah bentuk cognitive skill atau memampukan manusia untuk mengidentifikasi, mengerti, memahami, dan mencipta yang diperoleh dari kegiatan membaca yang kemudian ditransformasikan dalam kegiatan-kegiatan yang produktif yang memberikan manfaat sosial, ekonomi dan kesejahteraan,”tambahnya.

Pengukuran budaya literasi diukur dalam tiga dimensi, yaitu:
1. Persentase penduduk yang membaca selain kitab suci dengan nilai;
2. Persentasependuduk yang mengakses internet;
3. Persentase penduduk yang mengunjungi perpustakaan, memanfaatkan taman baca.Walaupun secara nasional Tingkat Kegemaran Membaca Masyarakat Indonesia tahun 2022 sebesar 63,90 tergolong tinggi, tetapi secara regional Sulawesi Tenggara masih berada diluar 10 besar. Hal ini menjadi pemicu bagi Pemerintah Daerah Kab. Konawe Utara untuk berbenah untuk terus meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia dengan peningkatan minat baca masyarakat.***(IS) (ADV)

Laporan: Jefri