Tingkat Inflasi Sultra Berada Diangka 2,61 Persen Secara Nasional

Indosultra.Com, Kendari – Tingkat inflasi Sulawesi Tenggara (Sultra) saat ini berada diangka 2,61 persen secara nasional. Komoditas cabai rawit terpantau mengalami kenaikan harga cukup signifikan.

Kepala Dinas (Kadis), Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Ari Sismanto menyampaikan bahwa inflasi Sultra per-desember berada dibawah angkah inflasi Nasional yakni 2,58 dan Nasional 2,61 persen.

” Untuk perkembangan IPH Alhamdulillah dibandingkan IPH Minggu pertama Januari kita relatif membaik, kemarin Provinsi Sulawesi Tenggara berada diurutan ke-7 nasional dan sekarang sudah berada di urutan ke-22 IPH terendah dari 38 Provinsi yakni dengan angka -0,08 persen, ini satu capaian yang cukup menggembirakan,” kata Ari Sismanto dalam keterangan resminya usai mengikuti rapat koordinasi pengendalian inflasi yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri (Mendagri RI) secara virtual di Ruang Rapat Biro Perekonomian Setda Provinsi Sultra pada Senin, (15/1/2024) kemarin.

Ari Sismanto berharap pada Minggu ini sudah di intensi untuk gerakan pangan murah di Kabupaten Muna Barat dan Kabupaten Buton, maka gerakan pangan murah untuk Kabupaten Muna Barat baru bisa dilaksanakan nanti hari Rabu tanggal 17 Januari 2024 melalui dinas ketahanan pangan yang akan melaksanakan kegiatan gerakan pangan murah di Kabupaten Muna Barat selama 3 hari dan Kabupaten Buton akan di buka pada hari Kamis tanggal 18 Januari untuk gerakan pangan murah selama 3 hari berturut-turut.

“Adapun catatan dari statistik bahwa komoditas-komoditas yang naik antara lain, bawang merah, bawang putih dan cabai. meskipun masih tinggi diatas harga acuan pemerintah namun harga cabai sekarang sudah relatif turun dibandingkan minggu-minggu sebelumnya, “jelasnya.

Sementara itu, Direktur Statistik Harga Badan Pusat Statistik Windhiarso Putranto menyampaikan dalam paparannya, inflasi bulan Januari selalu dominan disebabkan oleh inflasi komponen harga bergejolak.

“Secara nasional, jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan IPH turun sebesar 9 persen poin. Wilayah dengan persentase penurunan terbesar secara berturut-turut adalah Pulau Jawa (16,85 persen poin), Pulau Sumatera (-13.08 persen poin), dan Luar Pulau Jawa dan Sumatera (-4,48 persen poin),” ungkapnya.

Ia menyebut, komoditas cabai rawit masih mengalami fluktuasi harga yang cukup signifikan hingga minggu kedua Januari ini. Fluktuasi harga komoditas tersebut terjadi di 156 kabupaten/kota seluruh Indonesia.

“Adapun 10 Kab/Kota dengan kenaikan IPH tertinggi diluar pulau Jawa dan Sumatera, salah satunya di Provinsi Sulawesi Tenggara, Kabupaten Muna Barat dengan IPH 3, 94 persen dan komoditas andil terbesar cabai rawit, beras, bawang putih, serta Kabupaten Buton dengan IPH 2,44 persen dan komoditasnya ikan kembung/ikan gembung, bawang merah, cabai rawit, “terangnya.

Laporan : Ramadhan