Aktivitas Peledakan di Gunung Kouhu Onembute Meresahkan, 5 Rumah Warga Rusak

Aktivitas Peledakan di Gunung Kouhu Onembute Meresahkan, 5 Rumah Warga Rusak

Indosultra.com, Unaaha – Sejumlah warga Desa Napoosi dan Desa Trimulya, Kecamatan Onembute, Kabupaten Konawe, mengeluhkan suara keras dan getaran yang ditimbulkan oleh peledakan atau blasting di gunung Kouhu yang diduga dilakukan perusahaan PT Basuki Rahmanta Putra (BRP). Akibat kegiatan itu, 5 dinding rumah warga setempat retak.

Kepala Desa Napoosi, Muhammad Fadil mengaku pihak PT BRP sebelumnya telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait peledak gunung atau blasting. Pada saat sosialisasi pihak perusahaan mengatakan suara ledakan yang ditimbulkan tidak keras, namun di lapangan tidak sesuai kenyataan.

” Dulu kan mereka bilang tidak keras, kenapa sekarang keras?,”ucapnya saat dikonfirmasi di kediamannya, Rabu (25/5/22).

Sementara itu, Kepala Desa Trimulya, Nanang Suriana mengatakan, ledakan yang terjadi kemarin membuat warganya menjadi resah dan takut. Bahkan banyak balita yang menangis karena getaran dan bunyi ledakan yang dirasakan sangat kuat.

” Masyarakat saya sangat bijaksana, yang penting jangan merugikan masyarakat, kita tidak minta apa apa cuma hargai masyarakat di sini. Apalagi banyak balita dan orang tua yang mengidap penyakit jantung,” terangnya, Rabu (25/5/22).

Ia menambahkan bahwa lokasi pengeboman PT BRP yang berada di kecamatan Onembute tersebut, merupakan milik salah satu anggota DPRD kabupaten Konawe Samiri.

” Tadi saya telpon pak Samiri, hanya dia di Jakarta. Nanti pulang baru saya minta pertemuan terkait persoalan ini,” ucapnya.

Pihaknya juga meminta kebijakan Samiri, selaku pemilik Izin usaha perusahaan (IUP) yang digunakan oleh PT BRP jika sekiranya pengeboman ini meresahkan warga sebaiknya dihentikan saja.

Sementara itu, kepala Set Koordinasi PT Nirwana Blasting Indonesia (NBI), Fitrah mengatakan, peledakan kemarin mendapat komplen masyarakat, sebab rumahnya retak.

” Kemarin pihaknya dikasih 40 lobang peledakan. Namun, pihaknya tidak meledakan 40 sekaligus,” ucapnya.

Ia juga mengatakan, belum bisa mengambil keputusan karena pihaknya adalah penyedia jasa, sedangkan pihak kontraktor adalah PT BRP.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari pihak PT BRP. (b)

Laporan : Febri