Jembatan Penghubung Yang Dibangun Warga Konut Hancur Diterjang Arus Sungai, Akses 3 Desa Terputus

Ketgam: Jembatan penghubung antara desa Laronanga, Puuwonua dan Puusuli hancur setalah dihantam arus sungai, Selasa (29/6/2021) yang disebabkan tingginya debet air akibat diguyur hujan.(Indosultra.Com).

Indosultra.Com, Konawe Utara-Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Konawe Utara (Konut) Sulawesi Tenggara (Sultra), menyebabkan jembatan penghubung yang berada di Desa Puuwonua, Kecamatan Andowia putus.

Jembatan tersebut, hancur total dihantam arus sungai. Diketahui, median itu merupakan akses masyarakat setempat yang menghubungkan Desa Laronanga, Puuwonua, dan Puusuli, serta menuju Ibu Kota Wanggudu.

“Jembatan ini menghubungkan desa Laronanga – Puuwonua dan Puusuli,”tulis Yayat Hidayat Harun membalas komentar di akun facebook Jaenudin saat memosting jembatan tersebut yang sudah ambruk dengan kata-kata “tinggal kenangan, jembatan jago-jago”, Rabu (30/6/2021).

Jembatan penghubung yang sebelumnya dibangun warga secara bergotong royong

Dari informasi yang dihimpun awak media, pada bulan mei 2021 lalu masyarakat sekitar bergotong royong membangun jembatan darurat penghubung desa dengan panjang sekitar 30 an meter dan lebar sekitar 1 meter.

Baca Juga: Sungai Meluap, Tanggul Jebol, Puluhan Rumah Warga dan Ratusan Hektar Sawa di Konut Terendam Banjir

Menggunakan kayu sebagai tiang dan bambu sebagai lantai, mediator tersebut akhirnya dapat difungsikan masyarakat dengan baik. Selain pejalan kaki, kendaraan roda dua juga bisa melintas.

Namun, hancur setelah di hantam arus sungai selasa kemarin akibat debet air yang naik stelah diguyur hujan beberapa terakhir ini. Informasinya, jembatan darurat sudah 2 kali di bangun warga, akan tetapi rusak.

“Jembatan ini menjadi akses terdekat menuju huntara (relokasi sementara) ketika banjir. Lah kalau begini keadaannya, akses masyarakat desa Laronanga dan Labungga terputus. Kecuali melingkar ke Desa Lamondowo (jauh) menuju huntara.
Pemda dan DPRD Konut mestinya bergegas menuntaskan proyek jembatan tersebut,”ucap Yayat Hidayat Harun mengharapkan perhatian serius pemerintah.

Tiang jembatan permanen yang sebelumnya sudah dibangun, akan tetapi tidak ada kelanjutannya hingga saat ini

Dilokasi itu, sebelumnya akan dibangun jembatan permanen yang di buat oleh pemerintah setempat. Terbukti ada tiang beton ditiap sudut berukuran besar sebagai dasar untuk mendirikan. Namun, entah kenapa hingga saat ini tidak ada kelanjutannya, padahal tiang itu sudah dibuat sejak masa kepemerintahan Bupati Konut, Aswad Sulaiman.

Masyarakat setempat meminta dan berharap adanya perhatian serius dari Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Konut untuk mengatasi dan menanggapi hal tersebut.

Pasca putusnya jembatan darurat penghubung itu, ratusan masyarakat di Desa Puuwonua dan Puusuli terjebak. Untuk keluar menuju Ibu Kota Wanggudu, masyarakat harus memutar dengan jarak tempuh yang sangat jauh, ditambah jalan rusah dan berlumpur.**(IS)

Laporan: Redaksi

Koran Indosultra Koran Indosultra