Masyarakat Koltim Terisolasi Akibat Ambruk Jembatan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bergerak Cepat.

Indosultra.Com,Kolaka Timur. – Hujan deras yang terus menerus belakangan ini di Kolaka Timur telah membawa dampak serius terhadap kehidupan masyarakat di Kecamatan Ueesi. Jembatan krusial yang menghubungkan tiga desa utama, Desa Alaaha, Desa Tongauna, dan Desa Puurau, kembali ambruk akibat tingginya debit air sungai. Senin, (04/02/2024)

Kejadian ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat kecamatan Ueesi, terutama terkait terputusnya aksesibilitas dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari, seperti transportasi, pendidikan dan layanan kesehatan

Warga Desa Alaaha, Tongauna, dan Puurau kini harus bergantung pada rakit bambu sebagai alternatif untuk menyeberangi sungai. Inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan dan keterlambatan dalam mobilitas sehari-hari.

Salah satu warga, Almin, yang juga Kepala Desa Tongauna, menyampaikan kejadian terkait kondisi jembatan. Menurutnya, hujan yang terus-menerus telah membuat debit air sungai naik dengan cepat, sehingga jembatan tidak dapat menahan derasnya arus air.

“Jembatan di Desa Alaaha tidak lagi bisa dilalui kendaraan roda empat. Hampir satu minggu hujan turun, tidak ada putusnya, sehingga debit air sungai naik bahkan air sungai hampir melewati atas jembatan,” ungkap Almin.

Kondisi ini memicu harapan warga setempat kepada Pemerintah Daerah kolaka timur untuk menemukan solusi terbaik, Kepala Desa Tongauna, Almin, mengatakan bahwa ambruknya jembatan penghubung di Desa Alaaha kecamatan ueesi terjadi sore kemarin

“kami masyarakat yang berada di Desa Tongauna dan Desa Puurau berharap agar Pemerintah Daerah dapat memikirkan solusi terbaik bagi masyarakat, karena persoalan ini sangat menyulitkan aksesibilitas warga sehari-hari terutama pasokan Sembilan bahan pokok,” harapnya

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kolaka Timur, Dewa Made Ratmawan, S.ST., M.T., menjelaskan bahwa pihaknya baru menerima informasi pada siang hari ini karena keterbatasan sarana telekomunikasi di Kecamatan Ueesi memperlambat akselerasi penyampaian informasi.

“Kami baru menerima informasi tersebut siang ini, mengingat wilayah Kecamatan Ueesi masih terkendala pada sarpras telekomunikasi yang belum merata sehingga berdampak pada akselerasi penyampaian informasi di wilayah tersebut,” jelasnya.

Tim Tanggap Darurat (TRC) BPBD Kolaka Timur langsung bergerak cepat menuju lokasi usai mendapatkan informasi, untuk melakukan pengecekan dan analisis lapangan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan kebencanaan.

Dewa Made Ratmawan menegaskan bahwa upaya ini merupakan langkah kolaboratif dalam merespons persoalan aksesibilitas masyarakat yang terdampak di Kecamatan Ueesi akibat ambruknya jembatan tersebut.

Dalam penanganan pasca bencana, Pemda Kolaka Timur telah menyiapkan administrasi untuk mengajukan usulan ke Pemprov Sultra, guna penyampaian informasi dan penanganan pasca bencana yang terjadi di Koltim termasuk melakukan komunikasi pada kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai yang ada di kota Kendari.

Hal ini dilakukan sebagai langkah awal untuk mendapatkan dukungan dan bantuan dalam mengatasi dampak bencana yang melanda Kolaka Timur, besarnya debit air pada beberapa anak sungai Konaweeha menjadi penyebab rusaknya jembatan semi permanen dengan panjang 40 meter di atas sungai Alaaha.

Pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka Timur, Provinsi sulawesi tenggara berkomitmen untuk segera menanggapi dan mengatasi masalah ini di wilayah kecamatan Ueesi guna memulihkan normalitas dan kesejahteraan masyarakat setempat. (IS/B)

Laporan: Asrianto Daranga.