Tidak Ada Tanggung Jawab, Oknum PT SCM Dituding Terlantarkan Calon Tenaga Kerja

Tidak Ada Tanggung Jawab, Oknum PT SCM Dituding Terlantarkan Calon Tenaga Kerja
Potret para calon tenaga kerja yang diterlantarkan oleh oknum kontraktor dari PT SCM

Indosultra.com, Konawe Utara – Alih-alih dijanjikan untuk dipekerjakan pada perusahaan pembangunan smelter wilayah Kecamatan Routa Kabupaten konawe, puluhan tenaga kerja yang berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan (sulsen), dan Sulawesi tenggara (sultra), justru ditelantarkan.

Sikap tidak manusiawi yang sengaja menelantarkan pulahan pekerja itu diduga dilakukan salahsatu oknum dalam menagemen perusahaan PT Cakra Bumi Morowali (CBM) yang merupakan kontraktor perusahaan induk PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).

Kepada awak media, Sartono selaku ketua rombongan tenaga kerja lokal asal Sultra menjelaskan, satu hari sebelum pemberangkatan pihaknya sudah melakukan komunikasi terhadap oknum inisial andi A yang merupakan perwakilan perusahaan PT CBM.

Dalam percakapan, lanjut sartono mengatakan, andi A mengarahkan agar tenaga kerja yang ada segera diantar untuk dipekerjakan dilokasi pembangunan smelter PT SCM.

“Komunikasinya dengan pak andi sudah fiks, bahkan beliau sendiri yang mengarahkan untuk berangkatkan 25 orang tenaga kerja sampai dilokasi. Tiba-tiba kami disuruh kembali dengan alasan perusahaan tidak menerima karyawan,”ucap sartono dengan nada kecewa.

Sartono dan rekan lainnya kesal. Sebab, janji pekerjaan hanya sebua pemanis dari tindakan oknum. Parahnya biayaya oprasional yang dikeluarkan juga tak sedikit.

Dia berharap kepada PT SCM selaku perusahaan induk, agar memberikan teguran tegas terhadap managamen PT CBM tempat andi A bekerja.

“Sudah kedua kalinya ini kami ditelantarkan. Kami juga sudah banyak mengeluarkan biaya pengurusan berkas maupun biaya makan diperjalanan. Managemen PT CBM dalam hal ini pak andi A harus bertanggung jawab,”tegas Sartono.

Hal senada juga disampaikan salah satu perwakilan rombongan tenaga kerja asal Sulsel, Rahmat. Dia menuturkan, biaya yang dihabiskan dalam perjalanan cukup banyak. Terlebih perjuangan yang dialami rombongannya sangat menyedihkan.

Diceritakan Rahmat, saat berangkat dari rumah merasa bahagia karena akan peroleh pekerjaan. Bahkan, dalam perjalanan dia dan rekannya rela tidur dibawah kolom rumah. Lebih memprihatinkan lagi beberapa orang dalam rombongannya rela jual handphone untuk memenuhi biaya perjalanan.

“Dari selatan rombongan kami ada 23 orang, kami dijanjikan kalau tiba dilokasi langsung bekerja, ehh taunya sampai disini kami disuruh kembali, malang sekali nasipnya kami,”kesal Rahmat.

“Mau kembali ke kampung persiapan ongkos sudah habis. Kami pasrah saja semoga ada solusi baik dari pak andi,”tutupnya berharap ada keadilan.

Sampai saat ini, puluhan calon tenaga kerja tersebut memilih bertahan dirumah kediaman kepala Desa Pondoa sembari menunggu kejelasan dari pihak perusahaan.**(IS)

Laporan : Jefri