BSIP Sultra Dorong Kemajuan Pertanian, Sosialisasi Business Plan Untuk Korporasi Petani Kabupaten di Koltim

Indosultra.Com,Kolaka Timur – Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) Sulawesi Tenggara turut memperkuat sektor pertanian dengan menggelar sosialisasi Business Plan (Rencana Bisnis) untuk korporasi petani di Kawasan Integrated Livestock and Crop Area (ILCARE) Sultra. Acara ini digelar dengan penuh semangat di Aula Baros Farm House, Desa Tawainalu, Kecamatan Tirawuta pada Minggu (10/03/2024).

Dalam Kegiatan tersebut, Dibuka langsung oleh perwakilan Bupati Kolaka Timur, Staf Ahli Bupati Bidang Pemerintahan Hukum dan Politik Ir. Muhammad Aras, M.Si, acara bertujuan memberikan pemahaman dan dukungan kepada para petani dalam mengembangkan usaha pertanian.

Sosialisasi ini dihadiri oleh sejumlah OPD terkait, Camat, Direktur ICARE Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Project Management Unit (PMU) ICARE, penyuluh, sejumlah Poktan, dan pengurus Koperasi LEM Sejahtera.

Muhamad Aras, yang mewakili Bupati Kolaka Timur, menekankan pentingnya pembangunan pertanian sebagai upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat tani dan kebun. Dalam sambutannya, ia menggarisbawahi bahwa sumber daya manusia, bersama-sama dengan sumber daya alam, teknologi, dan kelembagaan, menjadi faktor utama yang sinergis mendorong pembangunan pertanian.

“Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur menjadikan sektor pertanian dan perkebunan sebagai sektor utama dalam menunjang perekonomian. Sektor ini telah memberikan sumbangsih baik terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2022, mencapai 58,11 persen,” ungkapnya.

Aras juga memaparkan struktur ekonomi Kolaka Timur, yang sebagian besar didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, mencapai 42% atau hampir setengah dari nilai tambah di Kolaka Timur.

Dalam konteks ini, kakao menjadi komoditi perkebunan yang dominan dihasilkan di Sulawesi Tenggara. Produksi kakao pada tahun 2022 mencapai 104.649,07 ton dari luas tanam 227.028,70 hektar. Aras menyebutkan pula produksi tanaman kelapa dan jambu mete yang signifikan.

Melalui Program ICARE (Integrated Corporation of Agricultural Resources Empowerment) dari Kementerian Pertanian, diharapkan dapat meningkatkan produksi kakao di Kabupaten Kolaka Timur. ICARE merupakan program berkolaborasi antara Kementerian Pertanian dan Bank Dunia, dengan tujuan mendukung pengelolaan kawasan dan rantai nilai komoditas pertanian secara berkelanjutan dan inklusif di lokasi terpilih.

Aras menyoroti pentingnya inklusivitas dalam program ini, dengan melibatkan petani kecil dan usaha agribisnis berskala mikro, kecil, dan menengah. Program ICARE dirancang untuk merespons amanat Presiden Republik Indonesia, mengajak petani keluar dari on-farm menuju off-farm, memberikan nilai tambah melalui pengolahan produk pertanian, dan mendorong kolaborasi dengan pihak terkait untuk membentuk korporasi.

“Dengan ICARE, saya berharap ekspor dapat tumbuh dari bawah, membuka peluang bagi petani komoditas kakao dan peternak kita, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka,” harap Aras.

“Wujudkan UMKM yang naik kelas, gunakan koperasi untuk meningkatkan skala usaha dan pengadaan sarana prasarana guna meningkatkan kualitas produksi di tingkat petani dan peternak,” tutupnya.(IS/JF/B)

Laporan: Asrianto Daranga